Masyarakat Kedurang memiliki kebudayaan yang apik. Ada sebuah tradisi bagi masyarakat Kedurang yang memiliki anak perempuan yang akan beranjak remaja. Biasanya anak perempuan yang melakukan tarian ini berusia enam sampai tujuh tahun. Tarian ini dilakukan anak perempuan tersebut dengan dibantu oleh seorang nenek yang dianggap sesepuh keluarganya. Nenek tersebut membimbing si anak melakukan tarian berupa mengelilingi tunas kelapa sebanyak tujuh kali.
Anak perempuan yang melakukan tarian Sunah Rasul tersebut menggunakan pakaian adat Kedurang yang berupa kebaya berbahan beludru berwarna merah dan memakai hiasan di kepala yang telah disanggul. Penari yang berjumlah satu orang itu juga menggunakan selendang yang diletakkan di kedua tangan dengan posisi seperti orang islam berdoa. Kemudian anak tersebut mengelilingi tunas kelapa sebanyak tujuh kali.
Setelah itu penari melemparkan beras dan uang receh yang telah disiapkan keluarga. Uang receh dan beras tersebut dihamburkan bersama-sama ke udara. Di depan penari yang melemparkan beras dan uang receh tersebut, telah berkumpul anak-anak sebayanya yang menunggu uang receh tersebut jatuh ke tanah. Anak-anak kecil tersebut berebutan mengambil uang receh yang berserakan di tanah.
Maksud dari tarian ini adalah agar anak perempuan tersebut berguna nantinya seperti psebatang pohon kelapa. Menghamburkan beras maksudnya adalah agar mudah mendapatkan jodoh, kata mereka “luk ayam ngarapka beghas” maksudnya adalah gadis kecil tadi laksana beras yang banyak diminati ayam (pria). Kemudian uang receh yang dimaksudkan agar anak tersebut makmur nantinya.
1 komentar:
kebile instal pes cing???
Posting Komentar